26 November, 2008

PJM Saikoo Sikikan - Pidato Radio Gunseikan, Jakarta, 1-1-1605

P. J. M. SAIKOO SIKIKAN
PIDATO RADIO GUNSEIKAN
Pada hari permulaan Tahun Baru

Pada hari permulaan tahun Syoowa 20 ialah tahun Kooki 2605 yang menggembirakan ini, saya bersama-sama tuan-tuan sekalian penduduk di Jawa dengan terharu mendoa akan dirgahayu J.M.M. Tennoo Heika.
Disamping itu kita semua mendoa pula dengan keiklasan hati bagi arwah-arwah prajurit-prajurit yang telah meninggal di medan perang didaerah Timur, Utara, Selatan dan Barat untuk membela kebenaran dan keadilan yang abadi dengan menghancur-leburkan musuh, serta mengucapkan syukur dan terima kasih kepada opsir-opsir dan prajurit-prajurit Balatentara Dai Nippon dan negeri-negeri seperjuangan, yang sekarang sedang berperang di garis depan dengan gagah-perwira dan tidak mengenal lelah.
Peribahasa Nippon mengatakan “Rencana Buat Satu Tahun harus dilaksanakan mulai pada hari permulaan tahun”, dan berarti bahwa bulan 1 adalah waktu untuk membaharui semangat dan meneguhkan ketetapan hati, yang menjadi pokok dasar bagi tujuan kita untuk satu tahun itu. Jika demikian, apakah ketetapan hati kita untuk tahun Syoowa 20 ini?
Tahun yang baru lalu, yaitu tahun Syoowa 19, adalah tahun yang diliputi banyak peristiwa-peristiwa yang menggemparkan. Tahun itu ialah tahun yang memberi janji perkenan Kemerdekaan Indonesia di kemudian hari, yaitu seperti yang tuan-tuan sekalian telah idam-idamkan sekian lamanya ; selain dari pada itu didapat pula kepercayaan teguh untuk pasti menang dalam peperangan Asia Timur Raya ini. Rasanya tuan-tuan sekalian juga berpendapat seperti saya, yaitu bahwa yang amat menggirangkan hati kita ialah terutama Barisan Tokubetu Koogeki-tai dalam medan peperangan di Philipina yang mulia itu.
Perbuatan suci pemuda-pemuda yang baru berumur 20 tahun, dalam barisan tersebut, yaitu yang turut menyerbukan diri dengan wajah tersenyum dan tidak mengharapkan sesuatu apapun, kepada kapal-kapal perang musuh, untuk dirgahayu j. M.M. dan Negara serta untuk Asia Timur Raya, adalah perbuatan yang tidak lain, melainkan perbuatan mulia yang sebenarnya dan yang tiada terdapat dalam sejarah yang lalu. Apabila kita merenungkan keperwiraan prajurit-prajurit barisan Tokubetu Koogeki-tai [rgs : ini sebutan barisan berani mati untuk tentara jepang] itu dalam hati sanubari kita, maka sudah selayaknyalah bahwa kitapun harus berusaha dan memajukan diri untuk memenuhi kewajiban kita sekarang ini dengan membuangkan pikiran untuk kepentingan diri sendiri serta menyumbangkan segenap tenaga kita.
Bahwasanya berbakti kepada umum itu dapat dilakukan dengan berbagai-bagai cara, akan tetapi melakukannya dengan pasti mati itu, sebenarnya adalah hal yang teramat mulia dalam kebaktian. Dalam pada itu dapat pula dikatakan, bahwa jika perbuatan kita dibandingkan dengan perbuatan prajurit-prajurit Tokubetu Koogeki-tai yang berbakti dengan keyakinan pasti mati itu, besar sekalilah perbedaannya. Pada tahun ini, saya berpendapat bahwa saya bersama tuan-tuan haruslah berusaha dengan semangat Tokubetu Koogeki-tai dalam segala tindakan diberbagai-bagai lapangan di Jawa yang makin lama makin bertambah genting dan sukar ini, serta harus pula menyelesaikan segala pekerjaan.
Dikabarkan bahwa di negeri Nippon, baik digaris depan maupun serentak dengan semangat Tokubetu Koogeki-tai. Saya berpendapat, bahwa semakin demikian itu meliputi negeri Nippon umumnya dan seluruh daerah Asia Timur Raya khususnya.
Diantara tuan-tuan agaknya ada yang memikir : karena musuh belum mendarat di Jawa, maka tidak perlu kita menjadi prajurit Tokubetu Koogeki-tai. Akan tetapi pikiran demikian itu salah sekali. Semangat mempersembahkan segenap pikiran dan kecakapan dalam melakukan pekerjaan dengan membuangkan pikiran untuk kepentingan diri sendiri, itulah yang bernama semangat Tokubetu Koogeki-tai. Maka jika kita mendapat perintah tentang pekerjaan dan jabatan, haruslah kita hanya menurut dengan sungguh-sungguh perintah orang atasan dengan membuangkan pikiran untuk kepentingan diri sendiri.
Pada masa ini pulau Jawa ialah daerah yang seaman-amannya dalam lingkungan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya. Hal itu disebabkan oleh karena pahlawan-pahlawan kita berjuang mati-matian di pulau Papua dan Philipina. Diantara pahlawan-pahlawan itu seorangpun tak ada berpikir bahwa mereka sajalah yang menderita kesukaran dan kesusahan, malahan mereka itu girang sekali mengingat bahwa pulau Jawa tetap aman dan damai.
Seperti telah dikatakan diatas, tiap negeri dan bangsa di Asia Timur Raya berjuang dengan mengorbankan dirinya untuk orang lain dengan girang hati, maka tak dapat tidak pastilah dapat didirikan Lingkungan Bersama yang berkilau-kilauan, yaitu yang akan memberi bahagia kepada anak cucu kita.
Demikianpun di Jawa, hendaknya tiap-tiap lapisan dan golongan penduduk dalam masing-masing lapangan pekerjaan mencurahkan segala tenaganya dengan semangat Tokubetu Koogeki-tai.
Peristiwa yang sangat menggembirakan ialah bahwa sejak beberapa waktu yang lalu sejumlah besar penduduk di Jawa bermohon masuk dalam Zyibaku-tai atau ingin menjadi anggota barisan pasti mati.
Saya kira mereka itu tidak disuruh orang lain berbuat demikian ataupun tidak mencari nama atau pujian dari orang lain. Menurut pikiran saya sudah barang tentu mereka itu mengerjakan kewajibannya sehari-hari dengan semangat Tokubetu Koogeki-tai yang saya sebutkan diatas tadi.
Semangat Taiatari itu tidak hanya baik untuk menahan barisan tank dan menghancurkan kapal-kapal perang saja, melainkan boleh juga digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan kita masing-masing sehari-hari. Malahan sebenarnya semangat itu harus dipraktekkan dalam pekerjaan itu.
Penduduk di Jawa semuanya dengan tidak ada kecualianya haruslah maju untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dalam kedudukan masing-masing dengan memegang teguh semangat tersebut diatas itu, serta membuktikan semangat kebaktiannya. Selama kita belum dapat membiasakan diri untuk menjalankan pekerjaan kita sedemikian itu, kita tidak akan dapat melenyapkan kesukaran-kesukaran yang kita hadapi pada waktu sekarang ini.
Keadaan sekarang tidak sedemikian gentingnya sehingga tidak seorangpun boleh hidup dengan enak-enak saja atau berlaku curang. Semangat-semangat Tokubetu Koogeki-tai bernyala-nyala dengan sesungguh-sungguhnya dihati kita sekalian, maka nasib penduduk Jawa dikemudian haripun akan penuh dengan kemuiaan yang gilang gemilang.
Penduduk seluruh Jawa sekalian, tahun ini adalah tahun yang akan menentukan kemenangan Perang Suci ini di Asia Timur Raya dan saya percaya, bahwa tahun ini pula yang akan menyaksikan kemenangan kita yang sempurna dan disamping itu tahun ini jugalah yang akan menjadi saat yang terutama dan penting sekali untuk meletakkan dasar Kemerdekaan Indonesia. Segala sesuatu hendaklah kita kerjakan dengan semangat Tokubetu Koo-geki-tai sambil bersatu padu dan kita dengan seia-sekata hendaklah berusaha sekuat-kuatnya sehingga tidak kalah oleh nenek moyang kita ataupun turunan kita. Dengan jalan demikian mari kita jadikan tahun ini yang paling mulia dalam sejarah Jawa dengan membinasakan musuh kita yang amat durjana itu serta menyusun Lingkungan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya.
Jakarta, 1-1-1605